Selasa, 03 Mei 2016

Analisis BEP dan Analisis Sumber dan Penggunaan Kas



NAMA            : RISTHI SAGITA ANWAR
KELAS/NPM : 3DA01/47213825
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN# ( TUGAS 3 )
A.   Pengertian Break Even Point (BEP)
BEP merupakan singkatan dari Break Even Point. BEP ataupun titik impas ini ialah keadaan yang menggambarkan suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba serta juga tidak menderita kerugian. Perusahaan akan mencapai keadaan BEP apabila pada total penerimaan sama dengan total biaya. Analisis break even point (BEP) atau juga dikenal dengan analisis titik impas ini, adalah teknik analisis yang dapat digunakan perusahaan untuk dapat mengetahui ataupun untuk dapat merencanakan jumlah produksi perusahaan pada saat tidak perusahaan mengalami untung dan tidak rugi.

Rumus Menghitung Break Even Point

Rumus perhitungan pada BEP (Break Even Point) dibagi menjadi dua, ialah :
·         perhitungan BEP dalam unit
·         perhitungan BEP dalam rupiah.
Untuk menghitung BEP dalam unit dapat dilakukan dengan cara rumus:
BEP (Unit) = Total Biaya Tetap : (Harga Jual – Biaya per unit)
untuk menghitung BEP dalam rupiah dapat dilakukan dengan rumus:
BEP (rupiah) = Total Biaya Tetap : 1 – (Biaya per unit : Harga Jual)         
Contoh kasus :
UD Makmur Selalu pada tahun 2012 memiliki data-data biaya dan rencana produksi seperti berikut ini :

1) Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp.150juta yaitu terdiri dari :

Biaya Gaji Pegawai                               = Rp.75,000,000
Biaya Gaji Pemilik                                = Rp.10.000.000
Biaya Penyusutan Mobil Kijang     = Rp. 1,500,000
Biaya Asuransi Kesehatan                = Rp.15,000,000
Biaya Sewa Gedung Kantor               = Rp.18,500,000
Biaya Sewa Pabrik                                 = Rp.30,000,000

2) Biaya Variable per Unit Rp. 75,000.00 yaitu terdiri dari :

Biaya Bahan Baku                               = Rp.35,000
Biaya Tenaga Kerja Langsung       = Rp.15,000
Biaya Listrik dan Air                         = Rp.10,000
Biaya Lain                                              = Rp.15,000

3) Harga Jual per Unit Rp.100,000.

Cara Menghitung BEP dalam Rupiahnya
= Biaya Tetap / (Kontribusi Margin per unit : Harga per unit)
= Rp.150 juta / (Rp.25,000* : Rp. 100,000)
*100,000-75,000
= Rp.150juta  / 0.25
= Rp.600,000,000

Cara Menghitung BEP dalam Unit
= Biaya Tetap / (harga per unit – biaya variable per unit)
= Rp.150juta / (Rp.100,000 – Rp.75,000)
= Rp.150juta / Rp.25,000
= 6,000 unit

Jadi, BEP tercapai ketika Penjualan Mencapai 6.000 unit atau penjualan mencapai nilai 600 juta. Itulah tadi cara menghitung BEP Usaha secara sederhana. Titik BEP ini bisa bergeser karena terjadi

1.  Perubahan harga jual per unit
2.  Perubahan biaya variabel
3.  Perubahan biaya tetap
4.  Perubahan komposisi sales mix

Penelusuran Terkati cara menghitung bep, rumus bep, cara mencari bep, cara membuat break event point, cara menghitung bep usaha, cara menghitung bep perusahaan jasa, cara menghitung bep perusaan riil, cara menghitung bep dengan excel
Dari data di atas saya dapat menyimpulkan itu adalah menghitung BEP dari sebuah perusahaan yang kompleks perhitungannya dan banyak aspek-aspek yang dipaparkan seperti : Perubahan harga jual per unit, Perubahan biaya variable,  Perubahan biaya tetap, Perubahan komposisi sales mix
B. Pengertian Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan. Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada.

Tujuan Cash Flow Statement
a.      Menunjukkan perubahan kas selama satu periode.
b.     Mengidentifikasi sumber-sumber Kas selama satu periode.
c.      Mengidentifikasi penggunaan Kas selama satu periode.
     Sumber dan Penggunaan Kas

 
         Kas merupakan aktiva yang paling likwid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likwiditasnya. Kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik. Baik penerimaan maupun penggunaannya.

Sumber penerimaan kas suatu perusahaan :

1.     Hasil penjualan investasi jangka panjang
2.      Penjualan, emisis saham atau adanya tambahan modal dari pemilik dalam bentuk kas
3.      Pengeluaran surat tanda bukti hutang (wesel, obligasi)
4.     Bertambahanya Hutang (kewajiban ) baik jangka pendek maupun panjang.
5.     Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
6.     Adanya penerimaan kas karena sewa , bunga atau devuden dari investasinya, sumbangan, hadiah dan restitusi pajak.

Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan karena adanya transaksi-transaksi sebagai berikut.
1.        Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang.
2.       Penarikan kembali saham yang beredar maupun pengambilan (prive) oleh pemilik.
3.        Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang
4.        Pembelian barang dagangan secara tunai.
5.        Pembayaran biaya operasi perusahaan.
6.        Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda dsb.
  •         Penyusunan Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas

          Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni.

          Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).

Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:
1.       Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
2.       Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
3.       Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
4.       Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaa
Contoh kasus Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri tas anak-anak, akan merencanakan penjualan ke beberapa daerah secara kuartalan sebanyak 200.000 unit selama tahun 2006.

Berikut informasi berkenaan dengan rencana penjualan di atas, yakni sebagai berikut :

Rencana Penjualan selama 4 kwartal adalah sebagai berikut :
Kwartal I          :  10.000 unit
Kwartal II         :  50.000 unit
Kwartal III        :  20.000 unit
Kwartal IV       :  8.000 unit
Harga jual/unit :  Rp. 500
Tagihan kas kwartal IV pada tahun sebelumnya (2005) adalah Rp. 3.100.000
Tagihan kas penjualan sebagai berikut : 70% ditagih dalam kwartal penjualan, sedangkan sisanya 30% ditagih pada kwartal berikutnya.

Penjualan pada kwartal IV terdapat sebanyak Rp. 5.400.000 yang tidak tertagih dan dimasukkan sebagai piutang usaha pada akhir periode tahun 2006 


PT Singga Buana
Anggaran Penjualan
31 Desember 2006
                                
Keterangan
Kwartal

I
II
III
IV
Tahun

Ekspetasi Penjualan
 Rp   10.000
 Rp      50.000
 Rp      20.000
 Rp         8.000
 Rp       88.000

Harga jual perunit
 Rp     1.500
 Rp       1.500
 Rp        1.500
 Rp          1.500
 Rp         1.500

Jumlah Penjualan
 Rp15.000.000
 Rp75.000.000
 Rp30.000.000
 Rp 12.000.000
 Rp132.000.000


Skedul Ekspestasi Penagihan Kas

Piutang Usaha
 Rp 3.100.000



 Rp 3.100.000

Penjualan Kuartal I (15jtx 70%,30%)
 Rp10.500.000
 Rp 4.500.000


 Rp 15.000.000


Kuartal II (75jtx 70%,30%)

 Rp56.250.000
 Rp22.500.000

 Rp 75.000.000


Kuartal III (30jtx 70%,30%)


 Rp21.000.000
 Rp   9.000.000
 Rp 30.000.000


Kuartal IV (12jtx 70%)



 Rp 8.400.000
 Rp 8.400.000


Jmlh Kas yg Di tagih
 Rp10.500.000
 Rp 60.750.000
 Rp 43.500.000
 Rp17.400.000
 Rp131.500.000




PT Singga Buana
Anggaran Produksi
31 Desember 2006
                                                           
Keterangan
Kwartal

I
II
III
IV
Tahun

Ekspestasi Penjualan
 Rp 10.000
 Rp 50.000
 Rp 20.000
 Rp 8.000
 Rp88.000

Persediaan akhir yang dikehendaki
 Rp 12.000
 Rp   6.000
Rp   3.600
 Rp 4.000
 Rp  4.000


Jmlh kbthan prsd
 Rp 22.000
 Rp 56.000
 Rp 23.600
Rp12.000
 Rp92.000

Prsd. Awal
 Rp (3.000)
 Rp(12.000)
 Rp(6.000)
 Rp(3.600)
 Rp(3.000)

Jml  yg akn diprod
 Rp 19.000
 Rp 44.000
 Rp 17.600
 Rp 8.400
 Rp89.000

                                                           


D.     Siklus Kas
Aliran kas masuk dan aliran kas keluar akan terjadi secara terus menerus dalam perusahaan atau akan berlangsung terus selama hidupnya perusahaan.

Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dagang maupun jasa bila di pertemukan dengan biaya operasi maka secara neto akan diperoleh sumber kas yang berasl dari operasi (laporan rugi-laba dasr tunai), tetapi pada umumnya perusahaan menyusun laporan rugi-laba dengan menggunakan dasr waktu, oleh karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba harus di sesuaikan sehingga menjadi hasil operasi berdasarkan tunai (cash basis)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar