NAMA :
RISTHI SAGITA ANWAR
KELAS/NPM : 3DA01/47213825
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN# ( TUGAS 3 )
A. Pengertian Break Even Point (BEP)
BEP merupakan
singkatan dari Break Even Point. BEP ataupun titik impas ini ialah keadaan yang
menggambarkan suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba serta juga tidak
menderita kerugian. Perusahaan akan mencapai keadaan BEP apabila pada total
penerimaan sama dengan total biaya. Analisis break even point (BEP) atau juga
dikenal dengan analisis titik impas ini, adalah teknik analisis yang dapat
digunakan perusahaan untuk dapat mengetahui ataupun untuk dapat merencanakan
jumlah produksi perusahaan pada saat tidak perusahaan mengalami untung dan
tidak rugi.
Rumus Menghitung Break Even Point
Rumus perhitungan pada BEP (Break Even Point) dibagi menjadi dua, ialah :
·
perhitungan BEP dalam unit
·
perhitungan BEP dalam rupiah.
Untuk menghitung BEP dalam unit dapat dilakukan dengan cara rumus:BEP (Unit) = Total Biaya Tetap : (Harga Jual – Biaya per unit)
untuk menghitung BEP dalam rupiah dapat dilakukan dengan rumus:
BEP (rupiah) = Total Biaya Tetap : 1 –
(Biaya per unit : Harga Jual)
Contoh kasus :
UD Makmur
Selalu pada tahun 2012 memiliki data-data biaya dan rencana produksi seperti
berikut ini :
1) Biaya
Tetap sebulan adalah sebesar Rp.150juta yaitu terdiri dari :
Biaya Gaji
Pegawai =
Rp.75,000,000
Biaya Gaji
Pemilik =
Rp.10.000.000
Biaya
Penyusutan Mobil Kijang = Rp.
1,500,000
Biaya
Asuransi Kesehatan =
Rp.15,000,000
Biaya Sewa
Gedung Kantor =
Rp.18,500,000
Biaya Sewa
Pabrik = Rp.30,000,000
2) Biaya
Variable per Unit Rp. 75,000.00 yaitu terdiri dari :
Biaya Bahan
Baku =
Rp.35,000
Biaya Tenaga
Kerja Langsung = Rp.15,000
Biaya
Listrik dan Air =
Rp.10,000
Biaya
Lain =
Rp.15,000
3) Harga
Jual per Unit Rp.100,000.
Cara
Menghitung BEP dalam Rupiahnya
= Biaya
Tetap / (Kontribusi Margin per unit : Harga per unit)
= Rp.150
juta / (Rp.25,000* : Rp. 100,000)
*100,000-75,000
=
Rp.150juta / 0.25
=
Rp.600,000,000
Cara
Menghitung BEP dalam Unit
= Biaya
Tetap / (harga per unit – biaya variable per unit)
= Rp.150juta
/ (Rp.100,000 – Rp.75,000)
= Rp.150juta
/ Rp.25,000
= 6,000 unit
Jadi, BEP
tercapai ketika Penjualan Mencapai 6.000 unit atau penjualan mencapai nilai 600
juta. Itulah tadi cara menghitung BEP Usaha secara sederhana. Titik BEP ini
bisa bergeser karena terjadi
1. Perubahan harga jual per unit
2. Perubahan biaya variabel
3. Perubahan biaya tetap
4. Perubahan komposisi sales mix
Penelusuran
Terkati cara menghitung bep, rumus bep, cara mencari bep, cara membuat break
event point, cara menghitung bep usaha, cara menghitung bep perusahaan jasa,
cara menghitung bep perusaan riil, cara menghitung bep dengan excel
Dari data di
atas saya dapat menyimpulkan itu adalah menghitung BEP dari sebuah perusahaan
yang kompleks perhitungannya dan banyak aspek-aspek yang dipaparkan seperti :
Perubahan harga jual per unit, Perubahan biaya variable, Perubahan biaya tetap, Perubahan komposisi
sales mix
B. Pengertian Analisis Sumber dan
Penggunaan Kas
Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau
menunjukan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan dan
penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan. Laporan sumber dan penggunaan
kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa
mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada.
Tujuan Cash Flow Statement
a. Menunjukkan perubahan kas selama satu
periode.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber Kas selama satu
periode.
c.
Mengidentifikasi penggunaan Kas selama satu periode.
Sumber dan Penggunaan Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likwid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likwiditasnya. Kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik. Baik penerimaan maupun penggunaannya.
Sumber penerimaan kas suatu perusahaan :
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang
2. Penjualan, emisis saham atau adanya
tambahan modal dari pemilik dalam bentuk kas
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang
(wesel, obligasi)
4. Bertambahanya Hutang (kewajiban ) baik jangka
pendek maupun panjang.
5. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain
kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
6. Adanya penerimaan kas karena sewa , bunga atau devuden
dari investasinya, sumbangan, hadiah dan restitusi pajak.
Sedangkan penggunaan atau
pengeluaran kas dapat disebabkan karena adanya transaksi-transaksi sebagai
berikut.
1. Pembelian saham atau obligasi
sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Penarikan kembali saham yang beredar
maupun pengambilan (prive) oleh pemilik.
3. Pelunasan atau pembayaran
angsuran hutang
4. Pembelian barang dagangan
secara tunai.
5. Pembayaran biaya operasi
perusahaan.
6.
Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda dsb.
- Penyusunan Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas
Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni.
Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).
Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:
1.
Adanya pengakuan atau
pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible
asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak
memerlukan pengeluaran kas.
2.
Pengakuan adanya kerugian
piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan
penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih
lagi.
3.
Adanya penghapusan atau
pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari
penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan
atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
4.
Adanya pembayaran stock
devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan
penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap
yang dimiliki oleh perusahaa
Contoh kasus Analisis Sumber dan
Penggunaan Kas
Sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri tas anak-anak, akan
merencanakan penjualan ke beberapa daerah secara kuartalan sebanyak 200.000
unit selama tahun 2006.
Berikut informasi
berkenaan dengan rencana penjualan di atas, yakni sebagai berikut :
Rencana
Penjualan selama 4 kwartal adalah sebagai berikut :
Kwartal I
: 10.000 unit
Kwartal II
: 50.000 unit
Kwartal III
: 20.000 unit
Kwartal IV
: 8.000 unit
Harga
jual/unit : Rp. 500
Tagihan kas
kwartal IV pada tahun sebelumnya (2005) adalah Rp. 3.100.000
Tagihan kas
penjualan sebagai berikut : 70% ditagih dalam kwartal penjualan, sedangkan
sisanya 30% ditagih pada kwartal berikutnya.
Penjualan
pada kwartal IV terdapat sebanyak Rp. 5.400.000 yang tidak tertagih dan
dimasukkan sebagai piutang usaha pada akhir periode tahun 2006
PT Singga Buana
Anggaran Penjualan
31 Desember 2006
Keterangan
|
Kwartal
|
|||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
Tahun
|
||
Ekspetasi Penjualan
|
Rp 10.000
|
Rp 50.000
|
Rp 20.000
|
Rp 8.000
|
Rp 88.000
|
|
Harga jual perunit
|
Rp 1.500
|
Rp 1.500
|
Rp 1.500
|
Rp 1.500
|
Rp 1.500
|
|
Jumlah Penjualan
|
Rp15.000.000
|
Rp75.000.000
|
Rp30.000.000
|
Rp 12.000.000
|
Rp132.000.000
|
|
Skedul Ekspestasi
Penagihan Kas
|
||||||
Piutang Usaha
|
Rp 3.100.000
|
Rp 3.100.000
|
||||
Penjualan Kuartal I (15jtx 70%,30%)
|
Rp10.500.000
|
Rp 4.500.000
|
Rp 15.000.000
|
|||
Kuartal II (75jtx 70%,30%)
|
Rp56.250.000
|
Rp22.500.000
|
Rp 75.000.000
|
|||
Kuartal III (30jtx 70%,30%)
|
Rp21.000.000
|
Rp 9.000.000
|
Rp 30.000.000
|
|||
Kuartal IV (12jtx 70%)
|
Rp 8.400.000
|
Rp 8.400.000
|
||||
Jmlh Kas yg Di tagih
|
Rp10.500.000
|
Rp 60.750.000
|
Rp 43.500.000
|
Rp17.400.000
|
Rp131.500.000
|
PT Singga Buana
Anggaran Produksi
31 Desember 2006
Keterangan
|
Kwartal
|
|||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
Tahun
|
||
Ekspestasi Penjualan
|
Rp 10.000
|
Rp 50.000
|
Rp 20.000
|
Rp 8.000
|
Rp88.000
|
|
Persediaan akhir yang dikehendaki
|
Rp 12.000
|
Rp 6.000
|
Rp 3.600
|
Rp 4.000
|
Rp 4.000
|
|
Jmlh kbthan prsd
|
Rp 22.000
|
Rp 56.000
|
Rp 23.600
|
Rp12.000
|
Rp92.000
|
|
Prsd. Awal
|
Rp (3.000)
|
Rp(12.000)
|
Rp(6.000)
|
Rp(3.600)
|
Rp(3.000)
|
|
Jml yg akn diprod
|
Rp 19.000
|
Rp 44.000
|
Rp 17.600
|
Rp 8.400
|
Rp89.000
|
D. Siklus Kas
Aliran kas
masuk dan aliran kas keluar akan terjadi secara terus menerus dalam perusahaan
atau akan berlangsung terus selama hidupnya perusahaan.
Sumber
penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dagang maupun jasa bila di
pertemukan dengan biaya operasi maka secara neto akan diperoleh sumber kas yang
berasl dari operasi (laporan rugi-laba dasr tunai), tetapi pada umumnya
perusahaan menyusun laporan rugi-laba dengan menggunakan dasr waktu, oleh
karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba harus di
sesuaikan sehingga menjadi hasil operasi berdasarkan tunai (cash basis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar