RESUME SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
KEAMANAN
INFORMASI
Referensi : Buku Sistem Informasi Manajemen (Raymond McLeod, Jr. dan George
P. Schell)
RISTHI SAGITA ANWAR
47213825
3DA01
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN#
KEBUTUHAN ORGANISASI AKAN KEAMANAN DAN PENGENDALIAN & KEAMANAN
INFORMASI
Dalam dunia masa kini, banyak organisasi semakin sadar akan pentingnya
menjaga seluruh sumber daya mereka, baik yang bersifat virtual maupun fisik,
agar aman dari ancaman baik dalam dan luar.
Dalam arti luas istilah keamanan sistem (system security) digunakan
untuk perlindungan peranti keras dan data, peranti lunak, fasilitas komputer,
dan personel yang cakupannya untuk semua jenis data - bukan hanya data di dalam
komputer. Sedangkan istilah keamanan informasi (informasi security) digunakan
untuk mendeskripsikan perlindungan baik peralatan komputer dan nonkomputer,
fasilitas, data, dan informasi dari penyalahgunaan pihak-pihak yang tidak
berwenang.
·
Tujuan Keamanan Informasi
1.
Kerahasiaan
Perusahaan berusaha untuk melindungi data dan informasinya dari
pengungkapan kepada orang-orang yang tidak berwenang.
2.
Ketersediaan
Tujuan dari infrastruktur informasi perusahaan adalah menyediakan data dan
informasi sedia bagi pihak-pihak yang memiliki wewenang untuk menggunakannya.
3.
Integritas
Semua sistem informasi harus memberikan representasi akurat sistem fisik
yang direpresentasikannya.
Pada bentuknya
yang paling dasar, manajemen keamanan informasi terdiri atas empat tahap :
1. Mengidentifikasi
ancaman yang dapat menyerang sumber daya informasi
perusahaan.
2.
Mendefinisikan risiko yang dapat disebabkan oleh ancaman-ancaman
tersebut.
3.
Menentukan kebijakan keamanan informasi.
4.
Mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi risiko-risiko tersebut.
ANCAMAN
Ancaman keamanan informasi (information security threat) adalah orang,
organisasi, mekanisme, atau peristiwa yang memiliki potensi untuk membahayakan
sumber daya informasi perusahaan.
·
Ancaman Internal dan Eksternal
Ancaman internal mencakup bukan hanya karyawan perusahaan, tetapi juga
pekerja temporer, konsultan, kontraktor, dan bahkan mitra bisnis perusahaan
tersebut. Ancaman internal diperkirakan menghasilkan kerusakan yang potensi
lebih serius jika dibandingkan dengan ancaman eksternal, dikarenakan
pengetahuan ancaman internal yang lebih mendalam akan sistem tersebut.
JENIS ANCAMAN
Virus adalah program komputer yang dapat mereplikasi dirinya sendiri tanpa
dapat diamati oleh si pengguna dan menempelkan salinan dirinya pada
program-program dan boot sector lain. Sebenarnya, virus hanyalah salah
satu contoh jenis peranti lunak yang menyandang nama peranti lunak yang
berbahaya (malicious software). Malicious software, atau
malware terdiri atas program-program yang lengkap atau
segmen-segmen kode yang dapat menyerang suatu sistem dan melakukan
fungsi-fungsi yang tidak diharapkan oleh pemilik sistem.
Terdapat beberapa jenis peranti lunak yang berbahaya; selain virus,
terdapat pula worm, Trojan horse, adware, dan spyware. Tidak
seperti virus, worm (cacing) tidak dapat mereplikasi
dirinya sendiri didalam sistem, tapi dapat menyebarkan salinannya melalui e-mail.
Trojan horse (kuda Tronya) tidak dapat mereplikasikan
ataupun mendistribusikan dirinya sendiri; si pengguna menyebarkan sebagai suatu
perangkat. Adware memunculkan pesan-pesan iklan yang mengganggu,
dan spyware mengumpulkan data dari mesin pengguna.
Baru pada awal 2005, Microsoft memutuskan untuk memasuki perang antispyware.
Program antispyware sering kali menyerang cookies, yaitu file teks kecil
yang diletakkan perusahaan hard drive pelanggan untuk mencatat minat
belanja pelanggan mereka. Menghapus cookies menggunakan program antispyware
menciptakan kekhawatiran di kalangan beberapa pemasat.
RISIKO
Risiko keamanan informasi (information security risk) didefinisikan
sebagai potensi output yang tidak diharapkan dari pelanggaran keamanan
informasi oleh ancaman keamanan informasi.
Empat jenis risiko :
1.
Pengungkapan informasi yang tidak terotorisasi dan pencurian.
2.
Penggunaan yang tidak terotorisasi.
3.
Penghancuran yang tidak terotorisasi dan penolakan layanan.
4.
Modifikasi yang tidak terotorisasi.
MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko diidentifikasi sebagai satu dari dua strategi untuk
mencapai keamanan informasi. Pendefinisian risisko terdiri atas empat langkah :
1. Identifikasi aset-aset bisnis yang harus dilindungi dari
risiko.
2. Menyadari risikonya.
3. Menentukan tingkatan dampak pada perusahaan jika risiko
2. Menyadari risikonya.
3. Menentukan tingkatan dampak pada perusahaan jika risiko
benar-benar terjadi.
4. Menganalisis kelemahan perusahaan tersebut.
4. Menganalisis kelemahan perusahaan tersebut.
Tingkat keparahan dampak dapat diklasifikasikan menjadi :
1.
Dampak yang parah (severe impact), membuat perusahaan bangkrut
atau
sangat membatasi kemampuan perusahaan tersebut untuk
berfungsi.
2. Dampak
signifikan (significant impact), menyebabkan kerusakan dan
biaya
yang signifikan, tetapi perusahaan tersebut akan selamat.
3. Dampak minor (minor
impact), menyebabkan kerusakan yang mirip dengan
yang terjadi dalam operasional sehari-hari.
KEBIJAKAN KEAMANAN INFORMASI
Perusahaan dapat menerapkan kebijakan keamanannya dengan mengikuti
pendekatan yang bertahap. Lima fase implementasi kebijakan keamanan, yaitu :
1.
Inisiasi proyek
2.
Penyusunan kebijakan
3.
Konsultasi dan persetujuan
4.
Kesadaran dan edukasi
5.
Penyebarluasan kebijakan
Kebijakan terpisah dikembangkan untuk :
1.
Keamanan sistem informasi
2.
Pengendalian akses sistem
3.
Keamanan personel
4.
Keamanan lingkungan dan fisik
5.
Keamanan komunikasi data
6.
Klasifikasi informasi
7.
Perencanaan kelangsungan usaha
8.
Akuntabilitas manajemen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar