NAMA
: RISTHI SAGITA ANWAR
KELAS / NPM : 3DA01/47213825
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN# ( TULISAN 3 )
ANALISIS
PERUBAHAN PENDAPATAN
Secara garis besar konsep pendapatan dapat
ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut
ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi
oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada
akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada
total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan
kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah
keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang
dikonsumsi.
2. Menurut ilmu akuntansi
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau
membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan
yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat
berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah
rupiah pendapatan serta proses penandingan.
Sumber
pendapatan
1. Produk dan kegiatan utama perusahaan. Produk
perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu
mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk atau baik berupa barang atau
jasa atau keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi
perusahaan.
2. Jumlah
rupiah pendapatan dan proses penandingan Pendapatan merupakan jumlah rupiah
dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan
mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari
jumlah biaya yang dibebankan.
Kriteria
pengakuan pendapatan
Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan
keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
Pengakuan itu termasuk penggambaran suatu item baik dalam kata-kata maupun
dalam jumlahnya, dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan
dalam laporan keuangan. Empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum
suatu item dapat diakui adalah :
1. Definsi
item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban,
ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
2. Item
tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang
dapat dikuantifikasi dan diukur.
3. Relevansi informasi mengenai item tersebut
mampu membuat suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan.
4. Reliabilitas informasi mengenai item tersebut
dapat digambarkan secara wajar dapat diuji, dan netral.
Empat kriteria pengakuan di atas, diterapkan pada semua item yang akan diakui
pada laporan keuangan
Sebagai
tambahan pada empat kriteria pengakuan secara umum yang telah dijelaskan
sebelumnya, pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila :
1. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan.
2. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar
dari proses untuk menghasilkan laba telah selesai.
Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang
dijual. Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya,
aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan
dapat segera dikonversikan ke dalam kas tertentu. Kriteria ini juga dipenuhi
jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, dimana ada pasar
publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual
pada harga pasar yang telah diketahui.
Pengukuran pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya
ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai
aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan
rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut
berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau
setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat
perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui
sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah
dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara
pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan
kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.
Pengakuan pendapatan
Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi
tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan
secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah
perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen
yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya
mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan
diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut
terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti
tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan. Pendapatan dari
penjualan barang harus segera diakui bila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi
:
• Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memudahkan
manfaat kepemilikan barang kepada pembeli
• Perusahaan tidak lagi mengelola atau pengendalian efektif atas barang yang
dijual
• Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan handal
• Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir ke perusahaan tersebut
• Biaya yang akan terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan handal
Masalah Pengukuran dan pengakuan pendapatan
a. Masalah pengukuran pendapatan
Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi yang relevan
untuk penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri
tertentu dari lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh
sebab itu keterbatasan ini harus dikemukakan secara eksplisit dan
dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip serta prosedur akuntansi, karena
kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan atau kurangnya alat
pengukur memadai. Nilai tukar produk atau jasa sebagai hasil penjualan
perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi pendapatan.
Penentuan satuan ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan dengan jumlah
uang atau unit moneter. Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh sebab itu
adanya penurunan atau kenaikan daya beli umum sepanjang waktu. Keterbatasan
pengukuran pendapatan dapat timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan
asumsi bahwa data itu relevan. Meramalkan pada masa yang akan datang pada
umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan pengukuran yang relevan untuk tujuan
ini. Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran pendapatan yang terandal
dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebab oleh kurangnya
teknik pengukuran yang terandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur
pengukuran pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur.
b. Masalah pengakuan pendapatan
Pada penjelasan sebelumnya konsep pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan
oleh para ahli ekonomi maupun akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan
menyangkut prosedur tertentu, perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan
harus dilaporkan.
Didalam definisi pendapatan sebagai produk perusahaan dalam mengukur dan
melaporkan pendapatan masih menghadapi masalah. Suatu alternatif pengakuan
pendapatan pada waktu penyelesaian kegiatan utama ekonomi adalah konsep
pelaporan pendapatan berdasarkan kejadian kritis atau yang paling menentukan,
dengan kata lain sebagian pendapatan diakui kemudian jika fungsi atau kegiatan
ekonomi tambahan akan terjadi kemudian.
ANALISIS SUMBER dan PENGGUNAAN
MODAL KERJA
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah analisis laporan keuangan
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perubahan modal kerja
perusahaan serta sebab-sebab perubahan tersebut yang dikenal dengan sumber
modal kerja dan penggunaan modal kerja pada suatu periode.
Informasi ini sangat penting untuk menilai kemampuan perusahaan da-lam
mengelola dana (modal kerja) untuk membiayai operasi perusahaan.
Modal Kerja yang dimaksud adalah Modal Kerja Bersih, yaitu: selisih lebih
aktiva lancar di atas utang lancar. Oleh karena itu, yang menjadi sumber dan
penggunaan modal kerja adalah akun-akun di luar aktiva lancar dan utang lancar.
Sumber Modal Kerja:
– Hasil operasi perusahaan,
– Keuntungan penjualan surat-surat berharga (invest jk pendek),
– Penjualan aktiva tidak lancar,
– Penjualan saham atau obligasi,
– Penerimaan pinjaman jangka panjang
Penggunaan Modal Kerja:
– Pembayaran biaya operasi perusahaan,
– Kerugian penjualan surat-surat berharga (invest jk pendek),
– Pembelian aktiva tidak lancar,
– Pembelian kembali saham atau obligasi,
– Pembayaran pinjaman jangka panjang
– Pembentukan dana untuk tujuan tertentu
PT.
NUSANTARA memiliki data keuangan neraca yang diperbandingkan sbb:
PT. NUSANTARA
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN
31 Desember 2003 dan 2004
|
31 Desember
|
Naik/
Turun *
|
2003
|
2004
|
Kas
Piutang
Dagang
Piutang
Wesel
Persediaan
Persekot
Biaya
Tanah
Gedung
Ak. Pny
Gedung
Alat
Kantor
Ak. Pny
Alt Kant
Jumlah
|
Rp.
545.500,00
Rp.1.324.200,00
Rp.
500.000,00
Rp.
951.200,00
Rp.
46.000,00
Rp.
200.000,00
Rp.1.600.000,00
(Rp.
225.500,00)
Rp.
700.000,00
(Rp.
153.000,00)
|
Rp.
919.700,00
Rp.1.612.800,00
Rp.
250.000,00
Rp.1.056.500,00
Rp.
37.000,00
Rp.
200.000,00
Rp.2.000.000,00
(Rp.
261.000,00)
Rp.
850.000,00
(Rp.
201.000,00)
|
Rp.
374.200,00
Rp.
288.600,00
Rp.
250.000,00*
Rp.
105.300,00
Rp.
9.000,00*
—
Rp.
400.000,00
(Rp.
35.500,00)
Rp.
150.000,00
(Rp.
48.000,00)
|
Rp.
5.488.400,00
|
Rp.6.464.000,00
|
Rp.
975.600,00
|
Hutang
Dagang
Hutang
Wesel
Hutang
Gaji
Hutang
Obligasi
Modal
Saham
Laba Yg
Ditahan
Jumlah
|
Rp.
655.000,00
Rp.
150.000,00
Rp.
312.000,00
Rp.
600.000,00
Rp.2.000.000,00
Rp.1.771.400,00
|
Rp.
552.200,00
Rp.
125.000,00
Rp.
443.500,00
Rp.
450.000,00
Rp.2.600.000,00
Rp.2.293.300,00
|
Rp.
102.800,00*
Rp.
25.000,00*
Rp.
131.500,00
Rp.
150.000,00*
Rp.
600.000,00
Rp.
521.900,00
|
Rp.5.488.400,00
|
Rp.6.464.000,00
|
Rp.
975.600,00
|
Diminta:
Buatlah laporan sumber dan penggunaan modal kerja!
|
Penyelesaian:
–
Menentukan besarnya perubahan modal kerja
|
31 Desember
|
Modal Kerja
|
2003
|
2004
|
Naik
|
Turun
|
Kas
Piutang
Dagang
Piutang
Wesel
Persediaan
Persekot
Biaya
Hutang
Dagang
Hutang
Wesel
Hutang
Gaji
|
Rp.
545.500,00
Rp.1.324.200,00
Rp.
500.000,00
Rp.
951.200,00
Rp.
46.000,00
Rp.
655.000,00
Rp.
150.000,00
Rp.
312.000,00
|
Rp.
919.700,00
Rp.1.612.800,00
Rp.
250.000,00
Rp.1.056.500,00
Rp.
37.000,00
Rp.
552.200,00
Rp.
125.000,00
Rp.
443.500,00
|
Rp.374.200,00
Rp.288.600,00
Rp.105.300,00
Rp.102.800,00
Rp.
25.000,00
|
Rp.250.000,00
Rp.
9.000,00
Rp.131.500,00
|
Kenaikan
Modal Kerja ……………
|
Rp.895.900,00
|
Rp.390.500,00
Rp.505.400,00
|
Rp.895.900,00
|
Rp.895.900,00
|
–
Mengidentifikasi dan menentukan besarnya sumber modal kerja:
Sumber
Modal Kerja :
1. Hasil
operasi: Laba ………Rp. 521.900,00
Depresiasi
Rp. 83.500,00
2.
Penjualan saham
Rp.
600.000,00
Jumlah
Rp.1.205.400,00
–
Mengidentifikasi dan menentukan besarnya penggunaan modal kerja:
Penggunaan
Modal Kerja :
Pembelian
Gedung ……………Rp. 400.000,00
Pembelian
Alat-alat Kantor Rp. 150.000,00
Pembayaran
Hutang Obligasi Rp. 150.000,00
Jumlah
Rp. 700.000,00
–
Membuat laporan tentang sumber dan penggunaan modal kerja.
PT. NUSANTARA
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUANAAN MODAL KERJA
Untuk tahun 2004
A.
Sumber Modal Kerja :
1. Hasil
operasi: Laba ……..Rp. 521.900,00
Depresiasi
Rp. 83.500,00
Rp.605.400,00
2.
Penjualan
saham
Rp.600.000,00
Jumlah
Sumber …………………………
Rp.1.205.400,00
B.
Penggunaan Modal Kerja :
1.
Pembelian Gedung …………………..…Rp. 400.000,00
2.
Pembelian Alat-alat Kantor ……….. Rp.
150.000,00
3.
Pembayaran Hutang Obligasi ……….. Rp. 150.000,00
Jumlah
Penggunan ……………………………. Rp. 700.000,00
C.
Kenaikan Modal Kerja …………………………………….. Rp. 505.400,00
|