TUGAS#1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
NAMA : RISTHI SAGITA ANWAR
NPM : 47213825
KELAS : 3DA01
ANALISIS RASIO
LAPORAN KEUANGAN
Analisis
Rasio Keuangan atau
Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan
untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos
yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus
Kas dalam periode tertentu.
Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1.
Sebagai alat barometer untuk melakukan
forecasting atau memproyeksikan posisi keuangan dimasa yang akan datang.
2.
Mereview kondisi perusahaan saat ini,
permasalahan dalam manajemen, operasional maupun, keuangan.
3.
Alat ukur untuk melakukan efisiensi di
semua departemen perusahaan.
4.
Dalam
menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak
ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:
1.
Metode Analisa Pertumbuhan
Teknik
analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi
laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari
masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan
menggunakan nilai persentase.
Data yang
disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-masing pos
laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year to Date
periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.
2. Metode Trend
dan Indeks
Teknik analisa
hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka pembanding adalah
laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih sebagai
tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan laporan
keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.
3.
Metode Analisis Rasio
Teknik analisis
dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data
yang signifikan.
Analisa rasio keuangan yang biasa
digunakan adalah:
1. Rasio
Likuiditas
Rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam
jangka pendek.
Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :
a.
Current Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek
dengan mengunakan aktiva lancar.
Rumus
menghitung Current Ratio:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang
Lancar X 100%
b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat
berharga atau efek jangka pendek.
Rumus menghitung Cash Ratio:
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang
Lancar X 100%
c.
Quick Ratio atau Acid Test Ratio,
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid
(Liquid Assets).
Rumus
menghitung Quick Ratio: Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang /
Hutang Lancar X 100%
Catatan : Nilai
ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum sebesar 150%,
semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.
2.
Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio
untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.
Ada beberapa jenis rasio
profitabilitas antara lain :
a. Gross Profit
Margin, rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari penjualan.
Rumus menghitung Gross Profit Margin:
Gross Profit
Margin = Penjualan Netto - HPP / Penjualan Netto X 100%
b. Operating
Income Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan
pajak dari penjualan.
Rumus menghitung Operating Income
Ratio:
Operating Income
Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi & Umum (EBIT) /
Penjualan Netto X 100%
c. Net Profit
Margin, rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari penjualan.
Rumus menghitung Net Profit Margin:
Net Profit Margin
= Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X 100%
d. Earning Power
of Total Investment, rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor
dan pemegang saham.
Rumus menghitung Earning Power of
Total Investment:
Earning Power of
Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva X 100%
e. Rate of Return
Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan pendapatan bersih.
Rumus menghitung Rate of Return
Investment (ROI):
Rate of Return
Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%
f. Return on
Equity (ROE), rasio untuk
mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan pendapatan bersih.
Rumus menghitung Return on Equity
(ROE):
Return on Equity
(ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%
g. Rate of Return
on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri
diinvestasikan dalam menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.
Rumus menghitung Rate of Return on Net
Worth:
Rate of Return on
Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%
Catatan : Semakin
tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin baik,
sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri
sejenis di pasar.
3. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban finansial jangka panjang.
Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas
antara lain :
a. Total Debt to
Assets Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah
aktiva yang dimilikinya.
Rumus menghitung Total Debt to Assets
Ratio:
Total Debt to
Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%
b. Total Debt to
Equity Ratio, rasio untuk
mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan
dengan equity.
Rumus menghitung Total Debt to Equity
Ratio:
Total Debt to
Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%
Catatan : Semakin
tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal nilainya adalah
200%.
4. Rasio Aktifitas atau Activity
Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.
Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas
antara lain :
a. Total Assets
Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat
perputaran total aktiva terhadap penjualan.
Rumus menghitung Total Assets Turn
Over Ratio:
Total Assets Turn
Over Ratio = Penjualan / Total Aktiva X 100%
b. Working
Capital Turn Over, rasio untuk
mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar)
terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.
Rumus menghitung Working Capital Turn
Over Ratio:
Working Capital
Turn Over Ratio = Penjualan / Modal Kerja Bersih X 100%
c. Fixed Assets
Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan
antara aktiva tetap yang dimiliki terhadap penjualan.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi
seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang
dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Rumus menghitung Fixed Assets Turn
Over Ratio:
Fixed Assets Turn
Over Ratio = Penjualan / Aktiva Tetap X 100%
d. Inventory Turn
Over, rasio untuk mengukur tingkat
efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin
baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien.
Rumus menghitung Inventory Turn Over
Ratio:
Inventory Turn
Over Ratio = Penjualan / Persediaan X 100%
e. Average
Collection Period Ratio, rasio untuk
mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima
seluruh tagihan dari konsumen.
Rumus menghitung Average Collection
Period Ratio:
Average
Collection Period Ratio = Piutang X 365 / Penjualan X 100%
f. Receivable
Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat
perputaran piutang dengan membagi nilai penjualan kredit terhadap piutang
rata-rata.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin
baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.
Rumus menghitung Receivable Turn Over
Ratio:
Receivable Turn
Over Ratio = Penjualan / Piutang Rata-Rata X 100%
ANALISIS RASIO
LAPORAN KEUANGAN
Analisis
Rasio Keuangan atau
Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan
untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos
yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus
Kas dalam periode tertentu.
Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1.
Sebagai alat barometer untuk melakukan
forecasting atau memproyeksikan posisi keuangan dimasa yang akan datang.
2.
Mereview kondisi perusahaan saat ini,
permasalahan dalam manajemen, operasional maupun, keuangan.
3.
Alat ukur untuk melakukan efisiensi di
semua departemen perusahaan.
4.
Dalam
menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak
ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:
1.
Metode Analisa Pertumbuhan
Teknik
analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan posisi
laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari
masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan
menggunakan nilai persentase.
Data yang
disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-masing pos
laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year to Date
periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.
2. Metode Trend
dan Indeks
Teknik analisa
hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka pembanding adalah
laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan dipilih sebagai
tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan laporan
keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.
3.
Metode Analisis Rasio
Teknik analisis
dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data
yang signifikan.
Analisa rasio keuangan yang biasa
digunakan adalah:
1. Rasio
Likuiditas
Rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam
jangka pendek.
Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :
a.
Current Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek
dengan mengunakan aktiva lancar.
Rumus
menghitung Current Ratio:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang
Lancar X 100%
b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat
berharga atau efek jangka pendek.
Rumus menghitung Cash Ratio:
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang
Lancar X 100%
c.
Quick Ratio atau Acid Test Ratio,
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid
(Liquid Assets).
Rumus
menghitung Quick Ratio: Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang /
Hutang Lancar X 100%
Catatan : Nilai
ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum sebesar 150%,
semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.
2.
Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio
untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.
Ada beberapa jenis rasio
profitabilitas antara lain :
a. Gross Profit
Margin, rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari penjualan.
Rumus menghitung Gross Profit Margin:
Gross Profit
Margin = Penjualan Netto - HPP / Penjualan Netto X 100%
b. Operating
Income Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan
pajak dari penjualan.
Rumus menghitung Operating Income
Ratio:
Operating Income
Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi & Umum (EBIT) /
Penjualan Netto X 100%
c. Net Profit
Margin, rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari penjualan.
Rumus menghitung Net Profit Margin:
Net Profit Margin
= Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X 100%
d. Earning Power
of Total Investment, rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor
dan pemegang saham.
Rumus menghitung Earning Power of
Total Investment:
Earning Power of
Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva X 100%
e. Rate of Return
Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan pendapatan bersih.
Rumus menghitung Rate of Return
Investment (ROI):
Rate of Return
Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%
f. Return on
Equity (ROE), rasio untuk
mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan pendapatan bersih.
Rumus menghitung Return on Equity
(ROE):
Return on Equity
(ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%
g. Rate of Return
on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri
diinvestasikan dalam menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.
Rumus menghitung Rate of Return on Net
Worth:
Rate of Return on
Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%
Catatan : Semakin
tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin baik,
sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri
sejenis di pasar.
3. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban finansial jangka panjang.
Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas
antara lain :
a. Total Debt to
Assets Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah
aktiva yang dimilikinya.
Rumus menghitung Total Debt to Assets
Ratio:
Total Debt to
Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%
b. Total Debt to
Equity Ratio, rasio untuk
mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan
dengan equity.
Rumus menghitung Total Debt to Equity
Ratio:
Total Debt to
Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%
Catatan : Semakin
tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal nilainya adalah
200%.
4. Rasio Aktifitas atau Activity
Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.
Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas
antara lain :
a. Total Assets
Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat
perputaran total aktiva terhadap penjualan.
Rumus menghitung Total Assets Turn
Over Ratio:
Total Assets Turn
Over Ratio = Penjualan / Total Aktiva X 100%
b. Working
Capital Turn Over, rasio untuk
mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar)
terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.
Rumus menghitung Working Capital Turn
Over Ratio:
Working Capital
Turn Over Ratio = Penjualan / Modal Kerja Bersih X 100%
c. Fixed Assets
Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan
antara aktiva tetap yang dimiliki terhadap penjualan.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi
seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang
dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Rumus menghitung Fixed Assets Turn
Over Ratio:
Fixed Assets Turn
Over Ratio = Penjualan / Aktiva Tetap X 100%
d. Inventory Turn
Over, rasio untuk mengukur tingkat
efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin
baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien.
Rumus menghitung Inventory Turn Over
Ratio:
Inventory Turn
Over Ratio = Penjualan / Persediaan X 100%
e. Average
Collection Period Ratio, rasio untuk
mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima
seluruh tagihan dari konsumen.
Rumus menghitung Average Collection
Period Ratio:
Average
Collection Period Ratio = Piutang X 365 / Penjualan X 100%
f. Receivable
Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat
perputaran piutang dengan membagi nilai penjualan kredit terhadap piutang
rata-rata.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin
baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.
Rumus menghitung Receivable Turn Over
Ratio:
Receivable Turn
Over Ratio = Penjualan / Piutang Rata-Rata X 100%