TUGAS SOFTSKILL
PENGANTAR BASIS DATA
MATERI II ( LINGKUNGAN BASIS DATA )
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 .LATAR BELAKANGBasis data adalah kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari database tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah dan mengambil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data.
I.2 TUJUAN
Untuk Memahami masalah-masalah operasional yang ada dalam pendekatan file datar terhadap manajemen data,yang melahirkan konsep basis data. Memahami relasi di antara elemen-elemen yangmembentuk lingkungan basis data.Memahami relasi di anomali- anomali yang disebabkan oleh basis yang tidak dinormalisasi dan kebutuhan akan normalisasi basis data. Mengetahui tahap-tahap dalam desain basis data, termasuk identifikasi konseptual, pemodelan data, kontruksi basis data fisik, dan penyiapan pandangan pengguna. Mengetahui fitur-fitur operasional dari basis data terdistribusi dan mengenal isu-isu yang perlu diperhatikan dalam memutuskan konfigurasi basis data tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 LINGKUNGAN BASIS DATA
Tujuan utama dari sistem basis data
adalah menyediakan pemakai melalui suatu pandangan abstrak mengenai data,
dengan menyembunyikan detail dari bagaimana data disimpan dan dimanipulasikan.
Oleh karena itu, titik awal untuk perancangan sebuah basis data haruslah
abstrak dan deskripsi umum dari kebutuhan-kebutuhan informasi suatu organisasi
harus digambarkan di dalam basis data.
Lebih jauh lagi, jika sebuah basis
data merupakan suatu sumber yang bisa digunakan bersama maka setiap pemakai
membutuhkan pandangan yang berbeda-beda terhadap data di dalam basis data.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, arsitektur komersial basis data yang banyak
digunakan telah tersedia saat ini dan telah mengalami perluasan yaitu
arsitektur ANSI-SPARC.
Materi ini menyediakan latar belakan
informasi yang penting pada basis data, diantaranya tiga tingkatan arsitektur
ANSI-SPARC, pengenalan model data, fungsi yang disediakan oleh DBMS multi user.
II.2 TIGA
TINGKATAN ARSITEKTUR BASIS DATA ANSI-SPARC
Ada 3 tingkat dalam arsitektur basis
data yang bertujuan membedakan cara pandang pemakai terhadap basis data dan
cara pembuatan basis data secara fisik.
3 tingkatan arsitektur basis data :
1. Tingkat Eksternal (External
Level)
Tingkat eksternal merupakan cara
pandang pemakai terhadap basis data. Pada tingkat ini menggambarkan bagian
basis data yang relevan bagi seorang pemakai tertentu. Tingkat eksternal
terdiri dari sejumlah cara pandang yang berbeda dari sebuah basis data.
Masing-masing pemakai merepresentasikan dalam bentuk yang sudah dikenalnya.
Cara pandang secara eksternal hanya terbatas pada entitas, atribut dan hubungan
antar entitas (relationship) yang diperlukan saja.
CONTOH :
Tingkat Eksternal (External Level) :
Cobol
01 PEG_REC.
02 PEG_NO PIC X(6).
02 DEPT_NO PIC X(4).
02 GAJI PIC 9(6).
2. Tingkat Konseptual (Conseptual
Level)
Tingkat konseptual merupakan
kumpulan cara pandang terhadap basis data. Pada tingkat ini menggambarkan data
yang disimpan dalam basis data dan hubungan antara datanya.
Hal-hal yang digambarkan dalam
tingkat konseptual adalah :
- semua entitas beserta atribut dan
hubungannya
- batasan data
- informasi semantik tentang data
- keamanan dan integritas informasi
Semua cara pandang pada tingkat
eksternal berupa data yang dibutuhkan oleh pemakai harus sudah tercakup di
dalam tingkat konseptual atau dapat diturunkan dari data yang ada. Deskripsi
data dari entitas pada tingkat ini hanya terdiri dari jenis data dan besarnya
atribut tanpa memperhatikan besarnya penyimpanan dalam ukuran byte.
CONTOH :
Tingkat Konseptual (Conceptual
Level) :
NOMOR_PEGAWAI
|
CHARACTER
|
6
|
NOMOR_DEPT
|
CHARACTER
|
4
|
GAJI
|
NUMERIC
|
6
|
3. Tingkat Internal (Internal Level)
Tingkat internal merupakan
perwujudan basis data dalam komputer. Pada tingkat ini menggambarkan bagaimana
basis data disimpan secara fisik di dalam peralatan storage yang berkaitan erat
dengan tempat penyimpanan / physical storage.
Tingkat internal memperhatikan
hal-hal berikut ini :
- alokasi ruang penyimpanan data dan
indeks
- deskripsi record untuk penyimpanan
(dengan ukuran penyimpanan untuk data elemen
- penempatan record
- pemampatan data dan teknik
encryption
CONTOH :
Tingkat Internal (Internal Level) :
FILE_PEGAWAI
LENGTH = 22
PREFIX
TYPE = BYTE (6), OFFSET = 0
EMP#
TYPE = BYTE (6), OFFSET = 6, INDEX = EMPX
DEPT#
TYPE = BYTE (4), OFFSET = 12
PAY
TYPE = FULLWORD, OFFSET = 16
II.3 DATA
INDEPENDENCE
Tujuan utama dari 3 tingkat
arsitektur adalah memelihara kemandirian data (data independence) yang berarti
perubahan yang terjadi pada tingkat yang lebih rendah tidak mempengaruhi
tingkat yang lebih tinggi.
Ada 2 jenis data independence, yaitu :
1. Physical Data Independence
bahwa internal schema dapat diubah
oleh DBA tanpa menggangu conceptual schema. Dengan kata lain physical data
independence menunjukkan kekebalan conceptual schema terhadap perubahan
internal schema.
2. Logical Data Independence
bahwa conceptual schema dapat diubah
oleh DBA tanpa menggangu external schema. Dengan kata lain logical data
independence menunjukkan kekebalan external schema terhadap perubahan
conceptual schema.
Prinsip data independence
adalah salah satu hal yang harus diterapkan di dalam pengelolaan sistem basis
data dengan alasan-alasan sbb :
1. DBA dapat mengubah isi, lokasi,
perwujudan dalam organisasi basis data tanpa mengganggu
program-program aplikasi yang
sudah ada.
2. Pabrik / agen peralatan /
software pengolahan data dapat memperkenalkan produk-produ
baru tanpa mengganggu program-program aplikasi
yang sudah ada.
3. Untuk memindahkan perkembangan
program-program aplikasi
4. Memberikan fasilitas pengontrolan
terpusat oleh DBA demi keamanan dan integritas dat
dengan memperhatikan
perubahan-perubahan kebutuhan pengguna.
II.4
BAHASA DALAM DBMS
DBMS (Database Management systems) adalah kumpulan program yang
mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan basis data. Dengan
adanya berbagai tingkatan pandangan dalam suatu basis data maka untuk
mengakomodasikan masing-masing pengguna dalam piranti lunak manajemen basis
data biasanya terdapat bahasa-bahasa tertentu yang disebut Data Sub language.
Data sub language
adalah subset bahasa yang dipakai untuk operasi manajemen basis data. Dalam
penggunaan biasanya dapat ditempelkan (embedded) pada bahasa tuan rumah (Cobol,
PL/1, dsb). Secara umum maka setiap pengguna basis data memerlukan bahasa yang
dipakai sesuai tugas dan fungsinya.
Dalam basis data secara umum dikenal
2 data sub language :
1. Data
Definition Language (DDL)
Bahasa yang digunakan dalam mendefinisikan struktur atau kerangka dari
basis data, di
dalamnya termasuk record, elemen data, kunci elemen, dan relasinya
2. Data
Manipulation Language (DML)
Bahasa yang digunakan untuk menjabarkan pemrosesan dari basis data,
fasilitas ini diperlukan
untuk
memasukkan, mengambil, mengubah data. DML dipakai untuk operasi terhadap isi
basis
data
Ada 2 jenis DML :
1.
Procedural DML
Digunakan untuk mendefinisikan data yang diolah dan perintah yang akan
dilaksanakan.
2. Non
Procedural
Digunakan untuk menjabarkan data yang
diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara
pengambilannya.
Secara khusus pengguna menggunakan
berbagai bahasa :
Programmer aplikasi menggunakan
bahasa-bahasa seperti Cobol, Informix, dll (host language) yang ditempelkan
dengan bahasa yang dipakai dalam DBMS. Pemakai terminal menggunakan bahasa
Query (misal SQL) atau menggunakan program aplikasi (yang dirancang oleh
programmer). Sedangkan DBA lebih banyak menggunakan bahasa DDL dan DML yang
tersedia dalam DBMS.
DBMS mempunyai tugas untuk menangani
semua bentuk akses kepada basis data, secara konsep :
1. Pengguna menyatakan permintaan
akses menggunakan DBMS
2. DBMS menangkap dan
menginterpretasikan
3. DBMS mencari :
-
eksternal / conceptual mapping
-
conceptual schema
-
konseptual / internal mapping
-
internal schema
4. DBMS melaksanakan operasi yang
diminta terhadap basis data tersimpan.
Proses 1 s/d 4 dapat
dilakukan secara interactive atau dicompile dulu.
II.5 MODEL
DATA
Model data
adalah kumpulan konsep yang terintegrasi yang menggambarkan data, hubungan
antara data dan batasan-batasan data dala suatu organisasi. Fungsi dari sebuah
model data untuk merepresentasikan data sehingga data tersebut mudah dipahami.
Untuk menggambarkan data pada
tingkat eksternal dan konseptual digunakan model data berbasis objek atau model
data berbasis record
1. Model Data Berbasis Objek
Model data berbasis objek menggunakan konsep entitas, atribut dan
hubungan antar entitas.
Beberapa jenis model data berbasis objek yang umum adalah :
-
entity-relationship
-
semantic
-
functional
-
object-oriented
2. Model Data Berbasis Record
Pada model data berbasis record, basis data terdiri dari sejumlah record
dalam bentuk yang
tetap yang dapat dibedakan dari bentuknya. Ada 3 macam jenis model data berbasis
record
yaitu :
-
model data relasional (relational)
-
model data hierarkhi (hierarchical)
-
model data jaringan (network)
II.6 FUNGSI DBMS
Layanan-layanan yang sebaiknya
disediakan oleh database management system adalah :
1. Penyimpanan, pengambilan dan
perubahan data
Sebuah DBMS harus menyediakan kemampuan menyimpan, mengambil dan merubah
data
dalam basis
data.
2. Katalog yang dapat diakses
pemakai
menyediakan
sebuah katalog yang berisi deskripsi item data yang disimpan dan diakses oleh
pemakai.
3. Mendukung Transaksi
Menyediakan mekanisme yang akan menjamin semua perubahan yang
berhubungan dengan
transaksi yang sudah ada atau yang akan dibuat.
4. Melayani kontrol concurrency
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin basis data
ter-update secara
benar pada saat beberapa pemakai melakukan perubahan terhadap basis data
yang sama secara
bersamaan.
5. Melayani recovery
Menyediakan mekanisme untuk mengembalikan basis data ke keadaan sebelum
terjadinya
kerusakan
pada basis data tersebut.
6. Melayani autorisasi
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk menjamin bahwa hanya
pemakai yang
berwenang saja yang dapat mengakses basis data.
7. Mendukung komunikasi data
Sebuah DBMS
harus mampu terintegrasi dengan software komunikasi.
8. Melayani integrity
Sebuah DBMS bertujuan untuk menjamin semua data dalam basis data dan
setiap terjadi
perubahan data harus sesuai
dengan aturan yang berlaku.
9. Melayani data independence
Sebuah DBMS harus mencakup fasilitas untuk mendukung kemandirian program
dari struktur
basis data yang sesungguhnya.
10. Melayani utility
Sebuah DBMS sebaiknya menyediakan kumpulan layanan utility.
II. 7 KOMPONEN
DBMS
1. Query Processsor
Komponen 1yang merubah bentuk query ke dalam instruksi tingkat
rendah ke database
manager
2. Database Manager
Database manager menerima query dan menguji
skema eksternal dan konseptual untuk
menentukan apakah record-record
dibutuhkan untuk memenuhi permintaan. Kemudian DM
memanggil file manager untuk menyelesaikan permintaan
3. File Manager
Memanipulasi penyimpanan file dan mengatur alokasi ruang penyimpanan
pada disk.
4. DML Preprocessor
Modul yang merubah perintah DML embedded ke dalam program aplikasi dalam
bentuk
fungsi-fungsi yang memanggil dalam host language.
5. DDL Compiler
Merubah perintah DDL menjadi kumpulan tabel yang berisi metadata.
6. Dictionary Manager
Mengatur akses dan memelihara data dictionary. Data dictionary diakses
oleh komponen
DBMS
yang lain.
II.8
KOMPONEN SOFTWARE UTAMA DATABASE MANAGER
1. Authorization Control
Modul yang memeriksa apakah pemakai mempunyai
wewenang untuk menyelesaikan operasi
2. Command Processor
Memeriksa apakah pemakai mempunyai wewenang untuk menyelesaikan operasi
3. Integrity Checker
Untuk semua operasi yang merubah basis data, integrity checker memeriksa
operasi yang
diminta memerlukan batasan integritas.
4. Query Optimizer
Modul ini menentukan strategi yang optimal untuk eksekusi query
5. Transaction Manager
Modul ini mengerjakan proses-proses yang dibutuhkan operasi yang
diterima transaksi
6. Scheduler
Modul ini bertanggung jawab untuk menjamin operasi secara bersamaan
terhadap basis data
sehingga berjalan tanpa ada masalah antara yang satu dengan yang lain.
7. Recovery Manager
Modul ini menjamin basis data tetap konsisten walaupun terjadi
kerusakan.
8. Buffer Manager
Modul ini bertanggung jawab terhadap pemindahan data antara main memory
dan secondary
storage, seperti disk dan tape.
II.9
ARSITEKTUR DBMS MULTI USER
Arsitektur tradisional untuk sistem
multi user adalah teleprocessing, dimana satu komputer dengan sebuah CPU dan
sejumlah terminal.
Semua pemrosesan dikerjakan dalam
batasan fisik komputer yang sama. Terminal untuk pemakai berjenis 'dumb', yang
tidak dapat berfungsi sendiri dan masing-masing dihubungkan ke komputer pusat.
Terminal-terminal tersebut mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol
komunikasi pada sistem operasi ke program aplikasi, yang bergantian menggunakan
layanan DBMS.
Dengan cara yang sama, pesan
dikembalikan ke terminal pemakai. Arsitektur ini menempatkan beban yang besar
pada komputer pusat yang tidak hanya menjalankan program aplikasi tetapi juga
harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan pada terminal seperti format data untuk
tampilan di monitor.
File-Server
Proses didistribusikan ke dalam
jaringan sejenis LAN (Local Area Network). File server mengendalikan file yang
diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun aplikasi dan DBMS dijalankan pada
masing-masing workstation tetapi tetap meminta file dari file server jika
diperlukan
Dengan cara ini, file server
berfungsi sebagai sebuah hard disk yang digunakan secara bersamaan.
Kerugian arsitektur file-server
adalah :
- Terdapat lalulintas jaringan yang
besar
- Masing-masing workstation
membutuhkan copy DBMS
- Kontrol terhadap concurrency,
recovery dan integrity menjadi lebih kompleks karena sejumlah DBMS
mengakses file secara bersamaan
Client Server
Untuk mengatasi kelemahan
arsitektur-arsitektur di atas maka dikembangkan arsitektur client-server.
Client-server menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam bentuk
sistem.
Sesuai dengan namanya, ada sebuah
pemroses client yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang menyediakan
sumbernya. Tidak ada kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada
mesin yang sama. Secara ringkas, umumnya server diletakkan pada satu sisi dalam
LAN dan client pada sisi yang lain.
Dalam konteks basis data, client mengatur
interface berfungsi sebagai workstation tempat menjalankan aplikasi basis data.
Client menerima permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan
basis data dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan ke
server, menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir. Server
menerima dan memproses permintaan basis data kemudian mengembalikan hasil ke
client.
Proses-proses ini melibatkan
pemeriksaan autorisasi, jaminan integritas, pemeliharaan data dictionary dan
mengerjakan query serta proses update. Selain itu juga menyediakan kontrol
terhadap concurrency dan recovery.
Ada beberapa keuntungan jenis
arsitektur ini adalah :
• Memungkinkan akses basis
data yang besar
• Menaikkan kinerja
• Jika client dan server
diletakkan pada komputer yang berbeda kemudian CPU yang berbeda dapat
memproses aplikasi secara paralel. Hal ini mempermudah
merubah mesin server jika hanya memproses basis
data.
• Biaya untuk hardware dapat
dikurangi
• Hanya server yang membutuhkan
storage dan kekuatan proses yang cukup untuk menyimpan dan mengatur basis
data
• Biaya komunikasi berkurang
• Aplikasi menyelesaikan bagian
operasi pada client dan mengirimkan hanya bagian yang dibutuhkan untuk
akses basis data melewati jaringan, menghasilkan data yang
sedikit yang akan dikirim melewati jaringan
• Meningkatkan kekonsistenan
• Server dapat menangani pemeriksaan
integrity sehingga batasan perlu didefinisikan dan validasi hanya di satu
tempat, aplikasi program mengerjakan pemeriksaan sendiri
• Map ke arsitektur open-system
dengan sangat alami
BAB III
KESIMPULAN
Basis data atau juga disebut database
artinya berbasiskan pada data, tetapi
secara konseptual, database diartikan sebuah koleksi atau kumpulan data-data
yang saling berhubungan (relation), disusun menurut aturan tertentu secara
logis, sehingga menghasilkan informasi. Untuk mengelola dan memanggil query
basis data agar dapat disajikan dalam berbagai bentuk yang diinginkan dibutuhkan
perangkat lunak yang disebut Sistem Manajemen Basis Data atau juga disebut
Database Management System (DBMS). Penggabungan Database Management System
(DBMS) dengan Basis Data akan membentuk satu kesatuan yang disebut Sistem Basis
Data.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
sumbersumber